SAP MicroTeaching Sibling Rivallry

 
`



SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
MICROTEACHING
SIBLING RIVALLRY
ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)



Disusun oleh:

MARIZA MUSTIKA DEWI
NIM.  1404075


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
 SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pengajaran Mikro Mata Kuliah Askeb III Nifas dengan pokok bahasan Respon Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir, sub pokok materi  Sibling Rivallry  ini disetujui untuk disajikan pada :
Hari           : 
Tanggal     :                 April 2015




Menyetujui:                                                               Semarang,         April 2015
               Dosen Pembimbing,                                                 Praktikan,       


(Dyah Ayu Wulandari, S. SiT, M. Keb)                     ( Mariza Mustika Dewi )        













LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pengajaran Mikro Mata Kuliah Askeb III Nifas dengan pokok bahasan Respon Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir dengan Sub Pokok Materi Sibling rivallry ini disyahkan untuk disajikan pada :
Hari           : 
Tanggal     :                 April 2015
Oleh          :  Mariza Mustika Dewi
NIM          : 1404075




                                                                                    Semarang,       April 2015
                                                                                    Penguji,
                                                                                   

                                                            (Dyah Ayu Wulandari, S. SiT, M. Keb)
                                                                                     










RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
SIBLING RIVALLRY

A.    IDENTITAS MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah            : Asuhan Kebidanan III (Nifas)
Kode Mata Kuliah                        : Bd. 302
Beban Studi                      : 2 SKS (T : 1, P : 1)
Penempatan                       : Semester III (Tiga)
Pokok Bahasan                 : Respon Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir
Sub Pokok Bahasan          : Sibling rivallry
Hari/Tanggal                     :           /           April 2015
Waktu                               : 20  menit

B.     STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa D-IV diharapkan mampu :
1.      Memahami respon orang tua terhadap bayi baru lahir.

C.    KOMPETENSI DASAR/INTI
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa D-4 Kebidanan mampu :
1.1  Menjelaskan sibling rivalry.

D.    INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu :
1.1.1        Mendiskripsikan pengertian sibling rivallry.
1.1.2        Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sibling rivallry.
1.1.3        Mengidentifikasi dampak sibling rivallry.
1.1.4        Menjelaskan penatalaksanaan sibling rivallry.
E.     TUJUAN
1.1.1.1  Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengertian sibling rivallry.
1.1.1.2  Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sibling rivallry.
1.1.1.3  Mahasiswa mampu mengidentifikasi dampak sibling rivalry.
1.1.1.4  Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan sibling rivalry.

F.     POKOK DAN SUB-POKOK MATERI
1.      Pengertian sibling rivallry
2.      Faktor-faktor penyebab sibling rivallry
3.      Dampak sibling rivallry
4.      Penatalaksanaan sibling rivallry

G.    MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.  Media/Alat       :  Power point, Laptop, LCD, white board, dan spidol
2.  Sumber Belajar : 
Lusa. 2010. Sibling Rivallry. Dalam http://www.lusa.web.id/sibling-rivallry.htm//. Diunduh tanggal 9 April 2015.
Setiawati. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info.
Setiawati dan Zulkaida, Anita. 2007. Sibling Rivallry pada Anak Sulung yang Diasuh oleh Single Father. Jakarta : Trans Info.
Aspuah, Siti. 2008. Materiku Respon Orang Tua. Dalam http://fuahmaniz.blogspot.com. Diunduh tanggal 9 April 2015.




H.    METODE PERKULIAHAN
Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, pada pembelajaran ini calon dosen menjelaskan materi secara ceramah, kemudian apabila ada mahasiswa yang belum jelas dipersilahkan untuk bertanya.

I.       KEGIATAN PERKULIAHAN

TAHAP/WAKTU
KEGIATAN CALON DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
METODE
Pendahuluan
± 5 menit
1.    Memberikan salam
2.    Memperkenalkan diri
3.    Mengecek kehadiran
4.    Menginformasikan pokok bahasan yang akan dibahas yaitu sibling rivallry
5.    Menyampaikan tujuan pembelajaran dari sibling rivallry
6.    Menyampaikan relevansi antara sibling rivallry dengan profesi kebidanan
7.    Melakukan apersepsi berkaitan dengan sibling rivallry
Menjawab salam
Memperhatikan

Menjawab
Memperhatikan



Memperhatikan


Memperhatikan




Menjawab
Tanya jawab
Ceramah

Tanya jawab
Ceramah



Ceramah


Ceramah




Tanya jawab
Penyajian
± 10 menit
1.    Menjelaskan pengertian sibling rivallry
a.     Menggali pengetahuan mahasiswa tentang  pengertian sibling rivallry
b.    Memberikan kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c.     Memberi penguatan jawaban
d.    Menyajikan pengertian sibling rivallry berdasarkan teori
2.    Menjelaskan faktor-faktor penyebab sibling rivallry
a.     Menggali pengetahuan mahasiswa tentang faktor-faktor penyebab sibling rivallry
b.    Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c.     Memberi penguatan jawaban
d.    Menyajikan  faktor-faktor penyebab sibling rivallry berdasarkan teori
3.    Menjelaskan dampak sibling rivallry
a.     Menggali pengetahuan mahasiswa mengenai dampak sibling rivallry
b.    Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c.     Memberi penguatan jawaban
d.    Menyajikan waktu dampak sibling rivallry  berdasarkan teori
4.    Menjelaskan penatalaksanaan sibling rivallry
a.       Menggali pengetahuan mahasiswa mengenai penatalaksanaan sibling rivallry
b.    Memberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk memberikan jawaban
c.     Memberi penguatan jawaban
d.    Menyajikan penatalaksanaan sibling rivallry  berdasarkan teori
5.    Memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya
6.    Memberikan jawaban dari pertanyaan mahasiswa



Menjawab





Sumbang saran





Memperhatikan


Memperhatikan dan mencatat





Menjawab





Sumbang saran





Memperhatikan


Memperhatikan dan mencatat






Menjawab





Sumbang saran





Memperhatikan


Memperhatikan dan mencatat





Menjawab





Sumbang saran





Memperhatikan


Memperhatikan dan mencatat


Bertanya



Memperhatikan



Tanya jawab





Sumbang saran




Ceramah


Ceramah






Tanya jawab





Sumbang saran




Ceramah


Ceramah







Tanya jawab





Sumbang saran




Ceramah


Ceramah






Tanya jawab





Sumbang saran




Ceramah


Ceramah



Tanya jawab



Ceramah
Penutup
± 5 menit
1.    Melakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah disampaikan dengan memberi pertanyaan
2.    Bersama  mahasiswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3.    Menginformasikan materi selanjutnya
4.    Memberikan salam penutup
Menjawab






Menjawab

Memperhatikan

Menjawab salam
Tanya jawab






Tanya jawab

Ceramah

Tanya jawab

J.      PENILAIAN PERKULIAHAN
1.      Teknik Penilaian    :  Lisan
2.      Alat Penilaian        :  Tes buatan calon dosen
3.      Prosedur Tes         :  Post test
4.      Bentuk Tes            :  Subjektif

K.    LAMPIRAN
1.      Lampiran  uraian materi
2.      Lampiran  evaluasi
3.      Lampiran  PPT sibling rivallry
4.      Lampiran GBPP

Semarang,       April 2015
             Dosen Pembimbing,                                                  Praktikan,        


(Dyah Ayu Wulandari, S. SiT, M. Keb)                     ( Mariza Mustika Dewi )        


Lampiran 1
URAIAN MATERI
SIBLING RIVALLRY
1.      Pengertian Sibling rivallry
Sibling rivallry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih (Lusa, 2010).
Sibling rivallry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua (Setiawati, 2008).
Setiawati (2008) menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang berbeda pada anak-anak mereka (adanya anak emas). Persaingan antar saudara tidak mungkin dihindari dengan adanya saudara kandung. Persaingan antar saudara yang dimaksud disini adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih (Lusa, 2010). Sibling rivallry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak orang tua (Setiawati, 2008).
Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivallry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8–12 tahun, dan pada umumnya, sibling rivallry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan khususnya perempuan (Millman & Schaefer, 1981) dalam Setiawati (2008). Namun persaingan antar saudara cenderung memuncak ketika anak bungsu berusia 3 atau 4 tahun. Ciri khas yang sering muncul pada sibling rivallry, yaitu: egois, suka berkelahi, memiliki kedekatan yang khusus dengan salah satu orangtua, mengalami gangguan tidur, kebiasaan menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut perhatian lebih banyak (Setiawati, 2008).
Terdapat dua macam reaksi sibling rivallry, secara langsung yaitu biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit, atau bahkan menendang (Setiawati, 2008). Reaksi yang lainnya adalah reaksi tidak langsung seperti, munculnya kenakalan, rewel, mengompol atau pura-pura sakit (Setiawati, 2008).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sibling rivallry dapat diartikan sebagai kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
2.      Faktor-Faktor Penyebab Sibling rivallry
Menurut Mulyadi (2000) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), faktor penyebab sibling rivallry diantaranya karena orang tua membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak tertentu, dipeliharanya rasa kesal orang tua, serta kurangnya pemahaman diri. Menurut Priatna dan Yulia (2006) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), faktor penyebab sibling rivallry adalah faktor internal dan eksternal:
a.       Faktor internal:
Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, sikap masing-masing anak mencari perhatian orang tua, perbedaan usia atau jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain.
b.      Faktor eksternal:
Faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anak emas diantara anak yang lain.
Menurut Lusa (2010), ada banyak faktor yang menyebabkan sibling rivallry, antara lain:
a.       Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
b.      Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin, dan mau mendengarkan dari orang tua mereka.
c.       Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/bayi.
d.      Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
e.       Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
f.       Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
g.      Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
h.      Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal.
i.        Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
j.        Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
k.      Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
l.        Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
3.      Dampak Sibling rivallry
Menurut Priatna dan Yulia (2006) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder atau rendah diri, anak jadi benci terhadap saudara kandungnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lusa (2010), dampak negatif sibling rivallry adalah anak menjadi egois, minder, merasa tidak dihargai, pengunduran diri kearah bentuk perilaku infantil/regresi dan lain sebagainya.
Selain kenakalan anak di rumah pada adik barunya, hal ini dapat berpengaruh pada hubungan anak tersebut dengan teman-temannya di sekolah, bila terjadi ketidak adilan di rumah yang membuat anak stress, bisa membuat anak menjadi lebih temperamen dan agresif dalam kelakuannya di sekolah (Hakuna, 2008).
Menurut Priatna dan Yulia (2006) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), pertengkaran yang terus menerus dipupuk sejak kecil akan terus meruncing saat anak-anak beranjak dewasa, mereka akan terus bersaing dan saling mendengki. Bahkan ada kejadian saudara kandung saling membunuh karena memperebutkan warisan.
Menurut Hargianto (2008) dalam Siti Aspuah (2008), dampak yang paling fatal dari sibling rivallry adalah putusnya tali persaudaraan jika kelak orang tua meninggal.
4.      Penatalaksanaan Sibling rivallry
Menurut Setiawati (2008), ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya kecemburuan pada anak melalui cara cara berikut:
a.       Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan).
b.      Jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama.
c.       Biarkan sang kakak membantu menjaga adiknya.
d.      Sediakan waktu untuk anak yang lebih tua.
e.       Pembesuk harus memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian.
f.       Ajari sang kakak untuk mengajari adik baru lagu-lagu dan berbagai permainan.
Menurut Woolfson (2004), ada beberapa cara untuk menangani kecemburuan pada anak, yaitu:
a.       Lihat tanda-tandanya, jika kita melihat tanda-tanda ini tenangkan anak sebelum menjadi terlalu marah.
b.      Alihkan perhatiannya, bila melihat anak menjadi terganggu oleh saudaranya, ada baiknya kita alihkan perhatiannya.
c.       Tentramkan anak, yakinkan bahwa kita dan sang adik sangat mencintainya.
d.      Tunjukkan minat dan bakat sang kakak.
e.       Beri sang kakak beberapa kegiatan.
f.       Pujilah upaya, bukan hasilnya.
g.      Jangan membandingkan sang kakak dengan saudara yang lebih muda.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivallry, antara lain (Lusa, 2010):
a.       Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
b.      Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c.       Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak.
d.      Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
e.       Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f.       Mengajarkan anak-anak cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
g.      Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
h.      Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
i.        Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
j.        Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
k.      Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
l.        Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
m.    Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
n.      Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivallry yang paling bagus.
Bagi orang tua, cara untuk meminimalisasi sibling rivallry, yaitu (Setiawati dan Zulkaida, 2007)):
a.       Jangan membanding-bandingkan anak.
b.      Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik. Pada saat hamil, libatkan anak untuk mempersiapkan kelahiran, seperti ajak anak memilih pakaian ataupun perlengkapan bayi dan juga beritahukan bahwa adik barunya tidak akan merebut perhatian orang tuanya.
c.       Selama masa kehamilan ajak kakak ke rumah sakit. Dengan begitu, kakak dapat melihat adiknya di layar scan dan mendengar detak jantungnya di alat ultrasound. Tunjukkan pula foto scan lama sang kakak dan jelaskan bagaimana rasanya ketika sang kakak ada di dalam rahim ibu.
d.      Ajarkan kakak mengenai cara berinteraksi dan bermain dengan adik. Apa yang bisa dilakukan dan bagaimana cara menunjukkan sayang pada adik.
e.       Ketika sang kakak berkunjung ke rumah sakit untuk pertama kalinya, sambutlah dengan ceria. Lalu perlihatkan adik bayinya yang baru lahir. Perkenalkan adik pada kakaknya dan juga sebaliknya, perkenalkan kakak pada adiknya.
f.       Gunakan sebutan “adik bayi” daripada bayi baru, sehingga anak tidak merasa bahwa adik “baru” dan dia “lama”.
g.      Berikan kesempatan kakak melakukan hal-hal yang membuat dirinya merasa nyaman saat bersama adik. Kakak bisa membelai dan memangku adik dengan bantuan ibu.
h.      Tetap berikan perhatian pada kakak. Hindari tekanan untuk selalu mengalah dan mendahulukan adik. Biarkan ayah bersama adik ketika ibu mendampingi sang kakak.
i.        Jika kakak benar-benar cemburu pada adik barunya dan menunjukkannya dengan cara kasar, orang tua perlu bertindak cepat yaitu dengan segera menjauhkan kakak dari adik. Beritahu kakak bahwa dia tidak boleh menyakiti adik bayinya, tanpa harus membentak atau memukulnya.













Lampiran 2
EVALUASI
Soal-soal :
1.      Jelaskan pengertian Sibling Rivallry!
2.      Apa saja faktor-faktor penyebab Sibling Rivallry?
3.      Sebutkan dampak Sibling Rivallry?
4.      Apa saja penatalaksanaan Sibling Rivallry?
Kunci Jawaban :
1.      Sibling Rivallry adalah Kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
2.      Penyebab Sibling Rivallry diantaranya :
a.       Faktor internal:
Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam diri anak itu sendiri seperti temperamen, sikap masing-masing anak mencari perhatian orang tua, perbedaan usia atau jenis kelamin, dan ambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain.
b.      Faktor eksternal:
Faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anak emas diantara anak yang lain.
3.      Dampak Sibling Rivallry yaitu timbulnya rasa minder dan rendah diri, anak menjadi tempramen dan agresif, memupuknya sifat iri dengki, putusnya tali persaudaraan.

4.      Penatalaksanaan Sibling Rivallry diantaranya adalah :
a.       Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
b.      Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
c.       Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak.
d.      Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
e.       Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
f.       Mengajarkan anak-anak cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
g.      Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
h.      Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
i.        Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
j.        Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
k.      Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
l.        Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
m.    Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
n.      Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivallry yang paling bagus.
(Lusa, 2010)

Lampiran 4
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)

Mata kuliah                 :    Asuhan Kebidanan III (Nifas)
Kode Mata Kuliah      :    Bd.303
Bobot                            :    2 SKS ( T1 ; P1 )
Semester                       :    III ( Tiga )
Nama dosen/Tim         :   

A.    DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan di dasari konsep, sikap dan ketrampilan dengan pokok bahasan : Konsep dasar masa nifas, respon orang tua terhadap bayi baru lahir, proses adaptasi, fisiologi dan psikologi masa nifas, keutuhan dasar masa nifas, melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas, melaksanakan kunjungan rumah pada ibu masa nifas, deteksi dini komplikasi masa nifas dan pendokumentasiannya.
B.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
  1. Menjelaskan konsep dasar masa nifas
  2. Menjelaskan proses laktasi dan menyusui
  3. Menjelaskan respon orang tua terhadap bayi baru lahir
  4. Menjelaskan perubahan fisiologis
  5. Menjelaskan proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu dalam masa nifas
  6. Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu masa nifas
  7. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas
  8. Melaksanakan program tindak lanjut asuhan masa nifas
  9. Menjelaskan cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya
  10. Mendokumentasikan hasil asuhan masa post partum

C.    PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan
P : Dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun di lahan praktek) dengan menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play dan bed site teaching.

D.    EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
² Teori
v UTS           : 25 %
v UAS          : 35 %
v Tugas         : 10 %
v Kehadiran : 5 %
² Praktik
v Praktikum  : 25  %

E.     REFERENSI

BukuWajib (BW)

  1. Varney, H (1997), Varney Midwifery, Third Edition, Jones and Berttlet Pubhliser, Sudbury, England
  2. Sweet, BR (2000), Mayes Midwifery, A Text Book for Midwives, Twelfth Edition, Bailicre Tindall, London
  3. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO (2001).  Buku 4 : Pos Partum, MNH, Jakarta
  4. Minchin M (1998).  Breast Feeding Matters, edisi 4, Alma Publications, Victoria, Australia
  5. Hole, T (1999).  Medications and Mothers Hilk, edisi 8, Pharmasoft Medical Publishing
  6. Prawirohardjo, S (1997) Ilmu Kebidanan, YBPSP, UI, Jakarta
  7. Saifudin, A.B et all (2000)  Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesahatan, YBPSP, Jakarta
  8. Saifudin, A.B dkk (2002)  Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, YBPSP, Jakarta




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLAPSUS TALI PUSAT

LAPORAN RENCANA BIMBINGAN KLINIK METODE PRECEPTORSHIP DENGAN TEKNIK BED SIDE TEACHING “PEMASANGAN INFUS”

BAHAN AJAR ASUHAN KEBIDANAN I (KEHAMILAN)